RSS

Arsip Bulanan: Desember 2011

DIFUSI DAN DISEMINASI INOVASI PENDIDIKAN

Pengertian Difusi Inovasi Pendidikan
Teori Difusi Inovasi pada dasarnya menjelaskan proses bagaimana suatu inovasi disampaikan (dikomunikasikan) melalui saluran-saluran tertentu sepanjang waktu kepada sekelompok anggota dari sistem sosial. Hal tersebut sejalan dengan pengertian difusi dari Rogers (1961), yaitu “as the process by which an innovation is communicated through certain channels over time among the members of a social system.”
Difusi adalah proses komunikasi inovasi antara warga masyarakat (anggota system sosial), dengan menggunakan saluran tertentu dan dalam waktu tertentu. Komunikasi dalam definisi ini di tekankan dalam arti, terjadinya saling tukar informasi (hubungan timbal balik), antar beberapa individu baik secara memusat (konvergen) maupun memencar (divergen), yang berlangsung secara spontan.

Elemen Pokok Difusi Inovasi
Rogers mengemukakan ada 4 elemen pokok difusi inovasi, yaitu:
1. Inovasi
Inovasi ialah suatu ide, barang, kejadian, metode, yang diamati sebagai suatu yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang, baik itu berupa hasil invensi atau diskoveri, yang diadakan untuk mencapai tujuan tertentu. Mulai tahun 1970 para ahli yang mempelajari difusi mulai memperhatikan adanya “re-invention” yaitu inovasi yang diubah atau dimodifikasi oleh para pemakai dalam proses penerimaan dan penerapannya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa suatu inovasi dalam proses difusi terbuka kemungkinan terjadinya perubahan (re-invention), dan para penerima inovasi bukan berperan secara pasif hanya sekedar menerima apa yang diberikan.

2. Komunikasi dengan Saluran Tertentu
Seperti telah kita ketahui bahwa komunikasi dalam pembicaraan difusi inovasi ini, diartikan sebagai proses pertukaran informasi antar anggota system social (warga masyarakat), sehingga terjadi saling pengertian antara satu dengan yang lain. Inti dari pengertian difusi ialah terjadinya komunikasi (pertukaran informasi) tentang sesuatu hal yang baru (inovasi). Kegiatan komunikasi dalam proses difusi mencakup hal-hal sebagai berikut: (1) suatu inovasi (2) individu atau kelompok yang telah mengetahui dan berpengalaman dengan inovasi (3) individu atau kelompok yamg lain yang belum mengenal inovasi (4) saluran komunikasi yang menggabungkan antara kedua pihak tersebut.

3. Waktu
Waktu adalah elemen yang penting dalam proses difusi, karena waktu merupakan aspek utama dalam proses komunikasi. Waktu tidak nyata berdiri sendiri terlepas dari suatu kejadian, tetapi waktu merupakan aspek dari suatu kegiatan. Peranan dimensi waktu dalam proses difusi terdapat pada tiga hal sebagai berikut:
(1) Proses keputusan inovasi ialah proses sejak seseorang mengetahui inovasi pertama kali sampai ia memutuskan untuk menerima atau menolak inovasi.

(2) Kepekaan seseorang terhadap inovasi. Tidak semua orang dalam suatu system social (masyarakat) menerima inovasi dalam waktu yang sama. Kepekaan inovasi ditandai dengan lebih dahulunya seseorang menerima inovasi daripada yang lain, dalam suatu system social (masyarakat). Berdasarkan kepekaan terhadap inovasi atau terdahulunya dan terlambatnya menerima inovasi, dapat dikatagorikan menjadi 5 macam katagori penerima inovasi dalam suatu system social tertentu yaitu: (a) innovator, (b) pemula, (c) mayoritas awal, (d) mayoritas akhir, (e) terlambat (tertinggal).

(3) Kecepatan penerimaan inovasi. Dimensi waktu yang ketiga dalam proses difusi inovasi ialah kecepatan penerimaan inovasi. Yang dimaksud dengan kecepatan penerimaan inovasi ialah kecepatan relative diterimanya inovasi oleh warga masyarakat (anggota system social). Orang yang menerima inovasi dalam tiap periode waktu tertentu (misalnya tahun, atau bulan), mereka itu adalah inovator. Kecepatan inovasi biasanya diukur berdasarkan lamanya waktu yang diperlukan untuk mencapai prosentase tertentu dari jumlah warga masyarakat yang telah menerima inovasi.

4. Sistem social
Sistem social ialah hubungan (interaksi) antar individu atau unit dengan bekerja sama untuk memecahkan masalah guna mencapai tujuan tertentu. Anggota sistem sosial dapat individu, kelompok-kelompok informal, organisasi, dan sub sistem yang lain. Proses difusi melibatkan hubungan antar individu dalam sistem sosial, maka jelaslah bahwa individu akan terpengaruh oleh sistem sosial dalam menghadapi suatu inovasi. Berbeda sistem sosial akan berbeda pula proses difusi inovasi, walaupun mungkin dikenalkan dan diberi fasilitas dengan cara dan perlengkapan yang sama.

Diseminasi Inovasi Pendidikan
Diseminasi adalah proses penyebaran inovasi yang direncanakan, diarahkan dan dikelolah. Jadi kalau difusi terjadi secara sepontan, maka diseminasi dengan perencanaan. Ini berbeda dengan difusi yang merupakan alur komunikasi spontan. Diseminasi merupakan tindak inovasi yang disusun menurut perencanaan yang matang, melalui diskusi atau forum lainnnya yang sengaja diprogramkan, sehingga terdapat kesepakatan untuk melaksanakan inovasi. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan bentuk diseminasi, karena sebarannya berdasarkan sebuah perencanaan dengan pandangan jauh ke depan. Di dalam pelaksanaannya pun, tidak sembarang kegiatan dapat dlakukan, namun benar-benar berdasarkan sebuah program yang terarah dan terencana secara matang.

Sumber:
Adikasimbar. (2010). Diktat Inovasi Pendidikan. [Online]. Tersedia: http://adikasimbar.wordpress.com/2010/06/09/diktat-inovasi-pendidikan/ [18 Oktober 2011]

Mulyana, S. (2009). Teori Difusi Inovasi. [Online]. Tersedia: http://wsmulyana.wordpress.com/2009/01/25/teori-difusi-inovasi/ [ 18 Oktober 2011]

Kartinah, E. (2009). Karakteristik Program Inovasi Pendidikan. [Online]. Tersedia: http://entinkartinahmajalengka.blogspot.com/2009/04/karakteristik-program-inovasi.html [18 Oktober 2011]

Wahyudiyono. (2010). Proses Difusi Inovasi di Dalam Dunia Pendidikan. [Online]. Tersedia: http://wahyudiyonocentre.blogspot.com [18 Oktober 2011]

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Desember 31, 2011 inci MATERI INOVASI PENDIDIKAN

 

PROSES KEPUTUSAN INOVASI

Pengertian Keputusan inovasi
Proses keputusan inovasi ialah proses yang dilalui (dialami) individu (unit pengambil keputusan yang lain), mulai dari pertama tahu adanya inovasi, kemudian dilanjutkan dengan keputusan setuju terhadap inovasi, penetapan keputusan menerima atau menolak inovasi, implementasi inovasi, dan
konfirmasi terhadap keputusan inovasi yang telah diambilnya.

Tahap Keputusan Inovasi
Menurut Roger, proses keputusan inovasi terdiri dari 5 tahap:
a. Tahap Pengetahuan (Knowledge)
Proses keputusan inovasi dimulai dengan tahap pengetahuan yaitu tahap pada saat seseorang menyadari adanya suatu inovasi dan ingin tahu bagaimana fungsi inovasi tersebut. Pengertian menyadari dalam hal ini bukan memahami tetapi membuka diri untuk mengetahui inovasi.

b. Tahap Bujukan (Persuation)
Pada tahap persuasi dari proses keputusan inovasi, seseorang membentuk sikap menyenangi atau tidak menyenangi terhadap inovasi. Jika pada tahap pengetahuan proses kegiatan mental yang utama bidang kognitif, maka pada tahap persuasi yang berperan utama bidang afektif atau perasaan. Seseorang tidak dapat menyenangi inovasi sebelum ia tahu lebih dulu tentang inovasi.

c. Tahap Keputusan (Decision)
Tahap keputusan dari proses inovasi, berlangsung jika seseorang melakukan kegiatan yang mengarah untuk menetapkan menerima atau menolak inovasi. Menerima inovasi berarti sepenuhnya akan menerapkan inovasi. Menolak inovasi berarti tidak akan menerapkan inovasi.

d. Tahap Implementasi (Implementation)
Tahap implementasi dari proses keputusan inovasi terjadi apabila seseorang menerapkan inovasi. Dalam tahap impelemntasi ini berlangsung keaktifan baik mental maupun perbuatan. Keputusan penerima gagasan atau ide baru dibuktikan dalam praktek.

e. Tahap Konfirmasi (Confirmation)
Dalam tahap konfirmasi ini seseorang mencari penguatan terhadap keputusan yang telah diambilnya, dan ia dapat menarik kembali keputusannya jika memang diperoleh informasi yang bertentangan dengan informasi semula. Tahap konfirmasi ini sebenarnya berlangsung secara berkelanjutan sejak terjadi keputusan menerima atau menolak inovasi yang berlangsung dalam
waktu yang tak terbatas.

Tipe Keputusan Inovasi
a. Keputusan inovasi opsional, yaitu pemilihan menerima atau menolak inovasi, berdasarkan keputusan yang ditentukan oleh individu (seseorang) secara mandiri tanpa tergantung atau terpengaruh dorongan anggota sistem sosial yang lain.

b. Keputusan inovasi kolektif, ialah pemilihan untuk menerima atau menolak inovasi, berdasarkan keputusan yang dibuat secara bersama-sama berdasarkan kesepakatan anatar anggota sistem sosial. Semua anggota sistem sosial harus mentaati keputusan bersama yang telah dianutnya.

c. Keputusan inovasi otoritas, ialah pemilihan untuk menerima atau menolak inovasi, berdasarkan keputusan yang dibuat oleh seseorang atau sekelompok orang yang mempunyai kedudukan, status, wewenang atau kemampuan yang lebih tinggi daripada anggota yang lain dalam suatu sistem sosial. Para anggota sama sekali tidak mempunyai pengaruh atau peranan dalam membuat keputusan inovasi. Para anggota sistem sosial tersebut hanya melaksanakan apa yang telah diputuskan oleh unit pengambil keputusan.

d. Keputusan inovasi kontingensi (contingent) yaitu pemilihan menerima atau menolak suatu inovasi, baru dapat dilakukan hanya setelah ada keputusan inovasi yang mendahuluinya. Misalnya di sebuah perguruan tinggi, seorang dosen tidak mungkin untuk memutuskan secara opsional untuk memakai komputer sebelum didahului keputusan oleh pimpinan fakultasnya untuk melengkapi peralatan fakultas dengan komputer.

Sumber:
file.upi.edu/…/INOVASI_PENDIDIKAN/Inovasi_Pendidikan.pdf.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Desember 31, 2011 inci MATERI INOVASI PENDIDIKAN

 

KARAKTERISTIK INOVASI PENDIDIKAN

Cepat lambatnya penerimaan inovasi oleh masyarakat luas dipengaruhi oleh karakteristik inovasi itu sendiri. Everett M. Rogers (1993:14-16) mengemukakan karakteristik inovasi yang dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan inovasi, sebagai berikut:

1. Keuntungan relatif, yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi penerimanya. Tingkat keuntungan atau kemanfaatan suatu inovasi dapat diukur berdasarkan nilai ekonominya, atau mungkin dari faktor status sosial (gengsi), kesenangan, kepuasan, atau karena mempunyai komponen yang sangat penting. Makin menguntungkan bagi penerima makin cepat tersebarnya inovasi.

2. Kompatibel (compatibility) ialah tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai (values), pengalaman lalu, dan kebutuhan dari penerima. Inovasi yang tidak sesuai dengan nilai atau norma yang diyakini oleh penerima tidak akan diterima secepat inovasi yang sesuai dengan norma yang ada.

3. Kompleksitas (complexity) ialah tingkat kesukaran untuk memahami dan menggunakan inovasi bagi penerima. Suatu inovasi yang mudah dimengerti dan mudah digunakan oleh penerima akan cepat tersebar, sedangkan inovasi yang sukar dimengerti atau sukar digunakan oleh penerima akan lambat proses penyebarannya.

4. Trialabilitas (trialability) ialah dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima. Suatu inovasi yantg dicoba akan cepat diterima oleh masyarakat daripada inovasi yang tidak dapat dicoba lebih dulu. Misalnya penyebarluasan penggunaan bibit unggul padi gogo akan cepat diterima oleh
masyarakat jika masyarakat dapat mencoba dulu menanam dan dapat melihat hasilnya.

5. Dapat diamati (observability) ialah mudah tidaknya diamati suatu hasil inovasi. Suatu inovasi yang hasilnya mudah diamati akan makin cepat diterima oleh masyarakat, dan sebaliknya inovasi yang sukar diamati hasilnya, akan lama diterima oleh masyarakat.

Sumber:
file.upi.edu/…/INOVASI_PENDIDIKAN/Inovasi_Pendidikan.pdf

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Desember 31, 2011 inci MATERI INOVASI PENDIDIKAN

 

Inovasi dan Modernisasi

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, inovasi (innovation) ialah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil invention maupun diskoveri. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu.

Sedangkan, istilah “modern” mempunyai berbagai macam arti dan juga mengandung berbagai macam tambahan arti (connotations). Istilah moden ini digunakan tidak hanya untuk orang-orang tetapi juga untuk bangsa, sistem politik, ekonomi lembaga seperti rumah sakit, sekolah, perguruan tinggi, perumahan, pakaian, serta bebagai macam kebiasaan. Pada umumnya kata modern digunakan untuk menunjukkan terjadinya perubahan ke arah yang lebih baik, lebih maju dalam arti lebih menyenangkan, lebih meningkatkan kesejahteraan hidup. Dengan cara baru (modern) sesuatu akan lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan. Misalnya dalam perkembangan transportasi, karena kuda lebih modern daripada gerobak yang ditarik orang, tetapi mobil lebih modern daripada kereta kuda, pesawat lebih modern daripada mobil. Jadi “modern” dari satu segi dapat diartikan sesuatu yang baru dalam arti lebih maju atau lebih baik daripada yang sudah ada. Baik dalam arti lebih memberikan kesejahteraan atau kesenangan bagi kehidupan.

Jadi, modernisasi adalah proses perubahan sosial dari masyarakat tradisional (yang belum modern) ke masyarakat yang lebih maju (masyarakat industri yang sudah modern). Di antara tanda-tanda masyarakat yang sudah maju (modern) ialah bidang ekonomi telah makmur, bidang politik sudah stabil, terpenuhi pelayanan kebutuhan pendidikan dan kesehatan.

Inovasi erat kaitannya dengan modernisasi, karena kedua-duanya merupakan perubahan sosial. Terwujudnya modernisasi bisa tergambarkan melalui munculnya inovasi-inovasi yang menunjukkan kemajuan masyarakat, baik itu di bidang ekonomi, politik, pendidikan, kesehatan, maupun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.

Sumber:
file.upi.edu/…/INOVASI_PENDIDIKAN/Inovasi_Pendidikan.pdf

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Desember 31, 2011 inci MATERI INOVASI PENDIDIKAN

 

Pengertian Diskoveri, Invensi, dan Inovasi

”Discovery”, ”invention”, dan ”innovation” dapat diartikan dalam bahasa Indonesia ”penemuan”, maksudnya ketiga kata tersebut mengandung arti ditemukannya sesuatu yang baru, baik sebenarnya barangnya itu sendiri sudah ada lama kemudian baru diketahui atau memang benar-benar baru dalam arti sebelumnya tidak ada. Demikian pula mungkin hal yang baru itu diadakan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Inovasi dapat menggunakan diskoveri atau invensi. Untuk jelasnya marilah kita bicarakan ketiga pengertian tersebut satu persatu.

Diskoveri (discovery) adalah suatu penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada, tetapi belum diketahui orang. Misalnya penemuan benua Amerika. Sebenarnya benua Amerika itu sudah lama ada, tetapi baru ditemukan oleh Columbus pada tahun 1492, maka dikatakan Columbus menemukan benua Amerika, artinya orang Eropa yang pertama menjumpai benua Amerika.

Invensi (invention) adalah suatu penemuan sesuatu yang benar-benar baru, artinya hasil kreasi manusia. Benda atau hal yang ditemui itu benar-benar sebelumnya belum ada, kemudian diadakan dengan hasil kreasi baru. Misalnya penemuan teori belajar, teori pendidikan, teknik pembuatan barang dari plastik, mode pakaian, dan sebagainya. Tentu saja munculnya ide atau kreativitas berdasarkan hasil pengamatan, pengalaman, dari hal-hal yang sudah ada, tetapi wujud yang ditemukannya benar-benar baru.

Inovasi (innovation) ialah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil invention maupun diskoveri. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu.

 

Sumber:

file.upi.edu/…/INOVASI_PENDIDIKAN/Inovasi_Pendidikan.pdf

 

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Desember 31, 2011 inci MATERI INOVASI PENDIDIKAN

 

Kegiatan Periodik yang diselenggarakan sekolah

1. Upacara

Upacara dilakukan 1 bulan sekali dengan tujuan untuk kebersamaan, kedisiplinan, juga menanamkan semangat kebangsaan. Upacara juga sering dimanfaatkan sebagai sarana sosialisasi program dari pihak sekolah langsung kepada seluruh siswa.

Selain itu terdapat beberapa kegiatan lain yang dilakukan secara periodik di Sekolah Tunas Unggul, yaitu outing, guru kunjung, assembly dan award, my conference, pekan prestasi, homestay, pemeriksaan kesehatan, seminar, workshop, training, islamic festival, ramadhan festival, kompetisi, big assembly, saudara asuh, bakti sosial, dan gerakan wakaf pohon.

2. Renang

Renang dilakukan sebulan sekali. Selain renang untuk pelajaran sport, terdapat pula renang untuk terapi bagi anak-anak berkebutuhan khusus.

3. Extrakurikuler

Sekolah menjadi salah satu sarana untuk melejitkan berbagai potensi kecerdasan anak. Oleh karena itu, selain aktivitas pembelajaran yang beragam di kelas, sekolah menyediakan berbagai kegiatan extrakurikuler.

Extrakurikuler ini berjalan sekali dalam seminggu, di hari Jum’at mulai pukul 14.00-15.30 di kampus SD TUNAS UNGGUL ataupun di luar kampus (Futsal, TUNDRA) didampingi oleh guru intern sekolah. Ekstrakurikuler yang tersedia adalah:

     a. Music & Art

  • Rumah Pensil (Kak Eka Wardhana)
  • Vokal (Kelompok Nasyid Star Five)
  • Sanggar Tari
  • Sanggar Angklung
  • Instrumen

     b. Sport

  • Taekwondo
  • Renang
  • Wushu
  • Futsal

     c. Sains (Klub Sains)

     d. Matematika (Tunas Unggul Fun Math)

     e. Adventure

  • Tunas Unggul Adventure (TUNDRA)
  • Tunas Unggul Scout

     f. Robotik (Kelas Robotik, Sekolah Robota Bandung)

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Desember 25, 2011 inci KAJIAN LAPANGAN

 

Kurikulum dan Metode Pembelajaran

Sekolah Interaktif Tunas Unggul menggunakan kurikulum nasional yang dipadukan dengan kurikulum dari luar sehingga menjadi “Kurikulum Khas Tunas Unggul”. Kurikulum ini diupayakan untuk secara utuh dapat membangun sikap anak terhadap pengetahuan melalui penekanan learning how to learn daripada asupan pengetahuan yang bersifat hafalan.

Pihak sekolah yakin bahwa setiap siswa memiliki potensi kecerdasan yang beragam dan luar biasa. Oleh karena itu kurikulum khas Tunas Unggul tidak hanya bertumpu pada kebutuhan akademik anak tetapi juga kebutuhan spiritual, sosial, psikis dan emosionalnya.

Kurikulum ini dimodifikasi untuk dapat mengenal kekuatan, bakat,minat dan kebutuhan masing-masing anak dengan proses pembelajaran yang interaktif, anak distimulus untuk terlibat secara aktif (active learning) melalui eksplorasi dan interaksi dengan guru, teman dan lingkungan sekolah.

Model pembelajaran yang diterapkan di Tunas Unggul adalah metode inquiry. Proses inquiry ini terstruktur dan menjadi media utama pembelajaran. Kerangka eksplorasi pengetahuan dijabarkan kedalam tema-tema transdisipliner (Contextual Teaching-Learning). Tema-tema tersebut memandu guru dan siswa dalam perjalanan eksplorasi dan pembelajaran. Siswalah yang mengeksplorasi dan mengkonstruksi pengetahuannya (Student Centred Learning).

Dalam proses eksplorasi ini siswa diajak untuk mengetahui dan memperdalam konsep-konsep dasar materi (Concept), mengembangkan keterampilan dan ilmu pengetahuan yang dibutuhkan (Knowledge & Skills), menghayati dan mendemonstrasikan sikap positif (Attitude), melakukan refleksi dari setiap apa yang mereka pelajari yang dihubungkan dengan konteks realita (Reflection) dan belajar mengambil tindakan nyata yang memberikan kontribusi bagi lingkungan sekolah dan komunitas mereka (Action).

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Desember 25, 2011 inci KAJIAN LAPANGAN

 

Proses KBM dan Kegiatan Ekstra SD Tunas Unggul

                   Pembelajaran dimulai hari Senin-Jum’at, pada pukul 08.00. Untuk siswa SD kelas 1 dan 2 pulang pada pukul 13.40, untuk kelas 3 ke atas pulang pada pukul 14.30. Khusus di hari Jum’at sekolah usai pukul 13.30 dan dilanjutkan dengan kegiatan ekstrakurikuler sd pukul 15.30 bagi yang mengikuti.

                    Akan sangat membantu apabila siswa datang lebih awal agar ia dapat bersosialisasi dengan teman-temannya dan lebih siap untuk belajar. Awal pelajaran sangat penting diikuti siswa karena merupakan pemberitahuan dari guru mengenai kegiatan yang akan dilakukan pada hari itu.

                     Aktifitas pembelajaran anak terdiri dari kegiatan harian dan kegiatan periodik. Kegiatan harian terdiri dari dhuha, tahfizh,tilawah Qur’an, class meeting, carpet time, belajar (be the explorer), English as second language, istirahat, snack and play time, lunch time, shalat dhuhur berjamaah, dan reading time. Kegiatan periodik terdiri dari renang, upacara, outing, guru kunjung, assembly dan award, big assembly, islamic festival, homestay, my conference, pekan prestasi, pemeriksaan kesehatan,seminar, workshop, training, saudara asuh, kompetisi, bakti sosial, dan gerakan wakaf pohon.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Desember 23, 2011 inci KAJIAN LAPANGAN

 

Program Khusus Penanganan dan Pembelajaran ABK

Anak-anak berkebutuhan khusus dilibatkan dalam aktifitas dan kegiatan sehari-hari sebagaimana yang dilakukan oleh teman-temannya yang lain. Misalnya pada kegiatan olahraga, carpet time atau sentra sentra utama kurikulum sekolah. Artinya beberapa kurikulum bersifat inklusif. Namun, karena anak-anak ini kurang mampu mencapai target akademis secara konsisten sebagaimana yang diharapkan perlu adanya fleksibilias atau target lain sesuai dengan kemampuannya.

Selain program yang sudah dipaparkan diatas, Tunas Unggul juga mempunyai program khusus yang dilaksanakan di TK/SD Tunas Unggul mencakup :

  • Kurikulum dan standar penilaian yang disesuaikan dengan kemampuan anak
  • Kurikulum dan standar penilaian khusus ini dibuat oleh guru khusus (helper) dengan mengacu pada kurikulum dan standar penilaian sekolah
  • Latihan-latihan bersama okupasi terapi untuk meningkatkan body schema, keseimbangan, konsentrasi, sequencing, problem solving, dll.
  • Remedial untuk meningkatkan keterampilan membaca, menulis, dan berhitung
  • Terapi bicara dan komunikasi bersama terapis bicara untuk anak-anak yang mengalami hambatan dalam bicara
  • Terapi, interaksi bersama psikolog untuk pengendalian emosi dan dorongan, meningkatkan keterampilan komunikasi dan sosialisasi. Psikolog juga melakukan evaluasi secara berkala terhadap perkembangan anak dan bila diperlukan akan diadakan evaluasi oleh dokter
  • Pengembangan Minat dan Bakat Siswa
  • Program Persiapan UASBN
  • Bimbel
  • Spirit Camp
  •  Try Out
 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Desember 23, 2011 inci KAJIAN LAPANGAN

 

Program Siswa Berkebutuhan Khusus

Makin meningkatnya jumlah anak berkebutuhan khusus yang membutuhkan pendidikan formal serta terbatasnya sekolah-sekolah umum yang menyediakan layanan pendidikan inklusif bagi anak-anak berkebutuhan khusus, hal ini mendorong Sekolah Tunas Unggul untuk membuat program pendidikan dan kurikulum yang disesuaikan bagi anak-anak tersebut.
Sekolah tunas unggul merupakan sekolah berwawasan global, terkenalnya Tunas Unggul sebagai sekolah inklusi merupakan hasil dari buah bibir masyarakat. Lalu sekolah ini merintis sebagai sekolah inklusi namun setelah beberapa waktu berjalan sekolah mengadakan evaluasi. Dan dari hasil evaluasi tersebut didapatkan bahwa sekolah belum mampu menangani siswa ABK secara keseluruhan. Sehingga sejak dua tahun kebelakang, sekolah ini hanya menerima ABK yang mempunyai ketunaan yang terbilang ringan untuk di didik. Hal tersebut merupakan kesepakatan antara psikolog dan guru pendamping dari sekolah tersebut, sehingga apabila ada anak yang menurut psikolog dan pendamping sekolah itu merasa mampu maka ABK dapat di terima,tetapi sebaliknya apabila menurut mereka ABK tersebut dirasa terlalu berat kondisinya maka sekolah merekomendasikan ABK ke sekolah lain.
Adapun anak-anak berkebutuhan khusus yang ditangani oleh TK/SD Tunas Unggul adalah anak-anak dengan kriteria diagnosa : autism, ADHD (Attention Deficit and Hiperactivity Disorder), CP (Cerebral Palsy), Down Syndrome, Kesulitan Belajar Khusus (Learning Disorder), dan Slow Learner.
Sebelum ABK bisa diterima oleh pihak sekolah, semua calon siswa baru termasuk ABK harus mengikuti tes kematangan masuk sekolah, dimana syarat masuk siswa di sekolah ini harus berusia 6 tahun keatas, hal tersebut disebabkan agar siswa lebih matang dalam mengahadapi materi-materi yang diberikan oleh guru di kelas. Jika ada siswa yang tidak lolos tes masuk (baik bagi ABk maupun anak pada umumnya) sekolah membuat rekomendasi bagi anak tersebut untuk masuk ke sekolah yang dirasa bias menangani anak tersebut.
Para pengajar yang berada disekolah Tunas Unggul kebanyakan lulusan dari universitas pendidikan Indonesia dengan jurusan kependidikan. Sedangkan bagi guru pembimbing tidak diharuskan mempunyai latar belakang pendidikan yang tinggi, melainkan cukup dengan melewati tes yang diberikan oleh sekolah memiliki kemauan untuk mengikuti pembelajaran dari awal dan mencintai anak – anak, bisa mempunyai kesempatan untuk menjadi pembimbing di sekolah itu. Selain guru pembimbing, disekolah Tunas Unggul juga memiliki guru mata pelajaran, dan wali kelas yang disamping tugas utama masing – masing juga bertugas sebagai guru pembimbing. Tugas guru pembimbing disini adalah sebagai penyeimbang ABK didalam kelas, sehingga ABK dapat di terima oleh teman sekelasnya, ABK dapat menyesuaikan dengan lingkungannya. Selain mendampingi ABK selama disekolah, guru pembimbing pun tetap memantau perkembangan anak tersebut di lingkungan rumah.
Selain memiliki tenaga pengajar bagi ABK, sekolah ini menyediakan fasilitas treatment bagi ABK sesuai dengan kebutuhan anak tersebut. Treatment tersebut dilakukan oleh bagian orthopedagog yang orang-orangnya kebanyakan mempunyai latar belakang pendidikan di Pendidikan Luar Biasa. Treatment tersebut dilakukan 1 minggu dua kali bagi abk yang memiliki hambatan yang berat dan 1 minggu satu kali untuk abk yang memiliki hambatan yang ringan.
Mengenai buku laporan (raport) ABK terdapat 3 buku laporan, yang pertama buku raport dari yayasan, buku raport dari Dinas Pendidikan dan laporan dari guru pembimbing. Di Tunas Unggul ini terdapat program buku penghubung, dimana buku itu berfungsi sebagai “diary anak” yang isinya berupa kegiatan keseharian anak di lingkungan sekolah, pengumuman tentang kegiatan sekolah, tentang perkembangan anak, pemberitahuan kepada orang tua dan sebagainya. Dalam arti lain buku penghubung tersebut sebagai penghubung antara anak dengan guru, anak dengan orang tua, dan guru dengan orangtua. Program buku penghubung tersebut telah direalisasikan semenjak anak masuk sekolah kelas 1 sampai lulus.
Tindak lanjut yang dilakukan oleh sekolah ini terhadap ABK yang telah lulus yaitu dengan merekomendasikan sekolah-sekolah yang memiliki jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan memiliki program inklusif yang lebih memadai. Contohnya, Tunas Unggul telah meluluskan 2 angkatan yang didalamnya terdapat ABK yang kemudian meneruskan sekolah ke Ibnu Sina dan Mutiara Bunda.

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Desember 23, 2011 inci KAJIAN LAPANGAN